Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pesat marketplace online telah mengubah wajah perdagangan di Indonesia. Banyak pelaku usaha dalam negeri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beralih ke platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Meskipun terdengar menjanjikan, fenomena ini juga membawa sejumlah bahaya yang mengancam keberlangsungan bisnis lokal.
1. Persaingan Tidak Seimbang : Kehadiran marketplace besar seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada memicu persaingan yang tidak seimbang. Pelaku usaha kecil sering kali kesulitan bersaing dengan raksasa e-commerce yang memiliki modal besar untuk promosi dan diskon besar-besaran. Akibatnya, banyak UMKM yang tertekan dan sulit bertahan.
2. Ketergantungan pada Platform : Mengandalkan marketplace sebagai satu-satunya saluran penjualan bisa menjadi pedang bermata dua. Perubahan kebijakan, algoritma, atau biaya komisi yang dikenakan oleh platform dapat berdampak langsung pada pendapatan dan kelangsungan bisnis pelaku usaha kecil.
3. Perang Harga yang Tidak Sehat : Untuk memenangkan persaingan, banyak penjual yang terpaksa menurunkan harga produk mereka secara drastis. Praktik ini tidak hanya mengurangi margin keuntungan, tetapi juga bisa merusak citra produk lokal yang berkualitas.
4. Kurangnya Identitas Brand : Di tengah ribuan produk yang dijual di marketplace, UMKM sering kali kesulitan membangun identitas merek yang kuat. Produk mereka bisa dengan mudah tenggelam di antara berbagai barang serupa yang dijual dengan harga lebih murah atau diiklankan lebih agresif.
1. Diversifikasi Saluran Penjualan : Pelaku usaha sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu saluran penjualan. Membuka toko fisik, mengembangkan website sendiri, atau memanfaatkan media sosial untuk penjualan langsung dapat membantu mengurangi ketergantungan pada marketplace besar.
2. Meningkatkan Kualitas dan Inovasi Produk : UMKM harus fokus pada peningkatan kualitas produk dan inovasi yang membedakan mereka dari pesaing. Produk yang unik dan berkualitas tinggi lebih mudah menarik perhatian konsumen meskipun dijual dengan harga yang sedikit lebih tinggi.
3. Branding yang Kuat : Membangun identitas merek yang kuat melalui storytelling, packaging yang menarik, dan layanan pelanggan yang baik sangat penting. Brand yang memiliki identitas kuat lebih mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.
4. Edukasi Digital : Pemerintah dan lembaga pendidikan seperti Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) dapat berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM tentang strategi pemasaran digital yang efektif, pengelolaan keuangan, dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) melihat bahwa tantangan yang dihadapi pelaku usaha dalam negeri dan UMKM dalam era digital ini memerlukan pendekatan holistik dan kolaboratif. Sebagai institusi pendidikan, Unjani berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui program-program edukatif dan pelatihan praktis.
Unjani mendorong para pelaku usaha untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi serta mengajak calon mahasiswa baru untuk bergabung dan menjadi bagian dari komunitas akademik yang dinamis dan inovatif di Unjani. Bersama-sama, kita bisa menciptakan ekosistem bisnis yang lebih berkelanjutan dan kompetitif.
Ayo, segera daftar ke Universitas Jenderal Achmad Yani dan jadilah bagian dari solusi untuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah!
SEKRETARIAT PMB :
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD CIMAHI
KAMPUS CIMAHI :
Gedung Rektorat Unjani
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Cibeber, Kec. Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40531
Telp /Fax :022-6610223
Hp. 08112497890
KAMPUS BANDUNG:
Gedung Fakultas Teknologi Manufaktur (FTM)
Jl. Terusan Gatot Subroto Bandung
Telp/Fax : 022-7312741