Penyakit gigi dan mulut adalah masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di banyak negara, terutama di negara-negara berkembang. Tantangan utama yang dihadapi meliputi akses terbatas ke perawatan gigi, kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan mulut, dan kekurangan tenaga medis profesional.

Akses terbatas sering kali disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur kesehatan dan biaya perawatan yang tinggi. Sementara itu, kurangnya kesadaran menyebabkan banyak orang tidak melakukan perawatan preventif yang diperlukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Kekurangan tenaga medis profesional memperburuk situasi, karena jumlah dokter gigi yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan populasi.

Dampak dari masalah ini sangat serius. Penyakit gigi dan mulut yang tidak ditangani dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, infeksi, dan bahkan kehilangan gigi, yang semuanya dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Di banyak komunitas, terutama yang berada di daerah terpencil, individu seringkali harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan gigi, yang tidak hanya memakan waktu tetapi juga biaya yang besar.

Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan mulut menyebabkan prevalensi penyakit gigi yang tinggi, termasuk karies dan penyakit periodontal. Kekurangan tenaga medis profesional berarti banyak orang tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, memperburuk masalah kesehatan gigi secara keseluruhan.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik dan kerja sama global. Pertama, perlu ada peningkatan akses ke perawatan gigi melalui pengembangan infrastruktur kesehatan yang memadai dan penyediaan perawatan gigi yang terjangkau. Program-program kesehatan masyarakat yang fokus pada penyuluhan dan edukasi tentang pentingnya kebersihan mulut harus digalakkan. Kampanye kesehatan gigi yang efektif dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong praktik kebersihan mulut yang baik.

Kedua, peningkatan jumlah tenaga medis profesional sangat penting. Ini dapat dicapai melalui peningkatan investasi dalam pendidikan kedokteran gigi dan pelatihan tenaga medis. Beasiswa dan program pertukaran internasional dapat membantu menarik minat individu untuk mengejar karier di bidang kedokteran gigi, serta menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan terlatih.

Ketiga, teknologi dan inovasi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan akses dan kualitas perawatan gigi. Telemedicine, misalnya, dapat memungkinkan konsultasi jarak jauh dan perawatan gigi dasar di daerah terpencil. Penggunaan teknologi canggih seperti AI dalam diagnosis dan perawatan juga dapat membantu dokter gigi memberikan perawatan yang lebih efektif dan efisien.

### Pandangan Umum dari Universitas Jenderal Achmad Yani
Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) memahami pentingnya menghadapi tantangan kesehatan gigi global dengan pendekatan yang komprehensif. Kami berkomitmen untuk mencetak tenaga medis profesional yang kompeten dan siap mengabdi di berbagai kondisi, termasuk di daerah-daerah yang kurang terlayani. Melalui program pendidikan yang berkualitas, Unjani memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menangani masalah kesehatan gigi masyarakat secara efektif.

Kurikulum kami tidak hanya fokus pada teori tetapi juga pada praktik dan inovasi terbaru dalam perawatan gigi. Mahasiswa didorong untuk berpikir kritis dan mencari solusi kreatif untuk tantangan kesehatan gigi yang ada. Dengan demikian, lulusan kami siap berkontribusi dalam upaya global untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat.

Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan Fakultas Kedokteran Gigi Unjani dan menjadi bagian dari generasi dokter gigi yang siap menghadapi tantangan kesehatan global. Segera daftarkan diri Anda di Universitas Jenderal Achmad Yani dan jadilah agen perubahan dalam dunia kesehatan gigi, membawa dampak positif bagi masyarakat di seluruh dunia!

Informasi lebih lengkap Klik Disini https://pmb.unjani.ac.id/

admin