Halo, Sahabat Minjend!

Optimisme dan berpikir positif memang penting untuk menjaga kesehatan mental kita. Namun, tahukah kamu bahwa optimisme yang berlebihan atau toxic positivity justru bisa berdampak buruk? Mari kita bahas lebih dalam tentang fenomena ini dan bagaimana cara menghadapinya.

Apa Itu Toxic Positivity?

Toxic positivity adalah sikap yang menuntut seseorang untuk selalu berpikir positif dan mengabaikan atau menolak emosi negatif. Meskipun berpikir positif memiliki banyak manfaat, ketika dilakukan secara berlebihan dan tidak realistis, hal ini bisa menjadi racun bagi kesehatan mental kita. Toxic positivity sering muncul dalam bentuk ungkapan seperti “Semua akan baik-baik saja” atau “Lihat sisi baiknya saja” tanpa memperhatikan situasi dan perasaan yang sebenarnya.

Dampak Negatif Toxic Positivity

1. Penolakan Emosi Negatif Ketika kita terus-menerus memaksakan diri untuk berpikir positif, kita cenderung menolak emosi negatif seperti sedih, marah, atau kecewa. Padahal, emosi negatif juga penting untuk dirasakan dan diekspresikan sebagai bagian dari proses penyembuhan.
2. Kurangnya Empati Toxic positivity dapat membuat kita kurang peka terhadap perasaan orang lain. Ketika seseorang curhat dan kita merespons dengan ungkapan positif yang tidak sesuai, kita bisa membuat mereka merasa tidak dimengerti dan diabaikan.
3. Tekanan untuk Selalu Bahagia Menuntut diri sendiri atau orang lain untuk selalu bahagia bisa menimbulkan tekanan yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang justru merusak kesehatan mental.

Cara Menghadapi Toxic Positivity

1. Mengakui dan Menerima Emosi Penting untuk mengakui dan menerima semua emosi, baik positif maupun negatif. Emosi negatif adalah bagian dari kehidupan dan perlu diekspresikan dengan cara yang sehat.
2. Memberikan Dukungan yang Empatik Ketika seseorang berbagi perasaan mereka, cobalah untuk mendengarkan dengan empati tanpa memberikan nasihat yang tidak diminta. Terkadang, yang mereka butuhkan hanyalah didengarkan dan dimengerti.
3. Mencari Keseimbangan Berpikir positif itu baik, tetapi penting untuk menemukan keseimbangan. Jangan menekan emosi negatif, tetapi juga jangan terjebak dalam pikiran negatif. Cari cara untuk mengekspresikan emosi dengan sehat dan produktif.

Toxic positivity adalah sikap yang bisa merusak kesehatan mental kita jika tidak diatasi dengan baik. Dengan mengakui dan menerima semua emosi, serta memberikan dukungan yang empatik, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional.

Ayo Bergabung dengan Prodi Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani!

Sahabat Minjend, jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang kesehatan mental dan bagaimana cara menghadapinya, bergabunglah dengan Program Studi Psikologi di Universitas Jenderal Achmad Yani! Di sini, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di bidang psikologi dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan mental masyarakat. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia psikologi!

Ali Hxgn

Informasi Pendaftaran Mahasiswa baru follow IG @infopmbunjani, mau tanya atau ngobrol? DM ya. Terimakasih. informasi ter-update selalu di update disana, sampai jumpa di kampus.