Dalam era digital yang semakin maju, pesantren di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan kualitas pendidikan. Banyak pesantren masih bergantung pada metode konvensional dalam operasional dan pembelajaran, yang membuat mereka tertinggal dibandingkan dengan institusi pendidikan lainnya.

Kurangnya akses ke teknologi dan keterampilan digital di kalangan santri dan pengelola pesantren menjadi hambatan utama dalam memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital.

Ketidakmampuan pesantren untuk bertransformasi secara digital berdampak signifikan pada keberlanjutan ekonomi dan kualitas pendidikan mereka. Dalam konteks ekonomi, pesantren yang tidak memanfaatkan teknologi digital akan kesulitan bersaing dan mengembangkan sumber pendapatan baru.

Di sisi pendidikan, ketertinggalan teknologi mengakibatkan santri tidak mendapatkan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman, sehingga mempengaruhi kesiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja modern. Ketertinggalan ini semakin memperbesar kesenjangan antara pesantren dan institusi pendidikan lain yang sudah lebih dulu mengadopsi teknologi.

Untuk mengatasi masalah ini, pesantren harus mengambil langkah konkret dalam transformasi digital yang menyeluruh. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Peningkatan Infrastruktur Teknologi : Pesantren perlu berinvestasi dalam infrastruktur teknologi seperti jaringan internet yang cepat, komputer, dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung kegiatan digital. Infrastruktur yang memadai akan menjadi fondasi penting bagi transformasi digital.

2. Pelatihan Teknologi untuk Santri dan Pengelola : Mengadakan program pelatihan teknologi secara rutin untuk santri dan pengelola pesantren. Pelatihan ini bisa mencakup penggunaan perangkat lunak dasar, digital marketing, pengelolaan e-commerce, hingga pengembangan aplikasi sederhana.

3. Pengembangan Platform Pembelajaran Digital : Pesantren dapat mengembangkan atau menggunakan platform pembelajaran digital untuk menyelenggarakan kelas online. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga memungkinkan pesantren untuk menawarkan kursus kepada masyarakat luas, sehingga membuka sumber pendapatan baru.

4. Penerapan E-commerce untuk Produk Pesantren : Memanfaatkan platform e-commerce untuk menjual produk buatan santri seperti kerajinan tangan, makanan, dan pakaian. Dengan demikian, pesantren bisa meningkatkan pendapatan sekaligus mempromosikan produk lokal ke pasar yang lebih luas.

5. Kerjasama dengan Industri Teknologi : Membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk pelatihan, perangkat keras, atau perangkat lunak. Kemitraan ini dapat memberikan akses ke sumber daya yang sebelumnya tidak terjangkau oleh pesantren.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, pesantren dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan kualitas pendidikan. Transformasi digital tidak hanya akan membuat pesantren lebih berdaya saing, tetapi juga membekali santri dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) memandang transformasi digital dalam pesantren sebagai langkah krusial untuk mencapai kemandirian ekonomi dan kemajuan pendidikan yang berkelanjutan. Unjani percaya bahwa melalui pendidikan yang mengintegrasikan teknologi, pesantren dapat membuka peluang baru dan menciptakan dampak positif yang luas.

Unjani mengajak calon mahasiswa baru untuk bergabung dalam upaya ini dengan mendaftar di Universitas Jenderal Achmad Yani, sebuah institusi yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas dan relevan di era digital.

Daftarlah segera untuk menjadi bagian dari generasi yang siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Informasi lebih lengkap Klik Disini https://pmb.unjani.ac.id/

admin