Era digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia dengan cepat dan signifikan. Namun, perubahan ini tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah psikologis. Salah satu masalah utama adalah meningkatnya tingkat stres dan kecemasan di kalangan masyarakat. Tekanan untuk selalu terhubung dan responsif terhadap teknologi sering kali membuat individu merasa kewalahan dan kelelahan secara mental.
Selain itu, digitalisasi dan AI juga berkontribusi pada munculnya masalah isolasi sosial. Meskipun teknologi memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain secara virtual, banyak individu merasa kurang memiliki interaksi sosial yang bermakna. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat menyebabkan perbandingan sosial yang tidak sehat, yang berujung pada rendahnya harga diri dan peningkatan depresi.
Situasi ini menyebabkan dampak psikologis yang signifikan bagi banyak orang. Stres dan kecemasan yang berkepanjangan dapat mengganggu kesejahteraan mental dan fisik, serta menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Isolasi sosial dan perbandingan sosial yang tidak sehat juga dapat memperburuk masalah kesehatan mental, menciptakan lingkaran setan yang sulit untuk diatasi.
Tekanan dari lingkungan digital juga mempengaruhi hubungan interpersonal. Ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka, membuat hubungan menjadi lebih dangkal dan kurang memuaskan. Kondisi ini dapat menambah perasaan kesepian dan keterasingan, yang pada akhirnya merusak kesejahteraan psikologis individu.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, institusi pendidikan, dan individu itu sendiri. Pertama, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di era digital. Kampanye edukasi yang menjelaskan dampak psikologis dari penggunaan teknologi dan cara mengelolanya dapat membantu individu untuk lebih sadar akan kesehatan mental mereka.
Institusi pendidikan harus berperan aktif dalam mengajarkan keterampilan manajemen stres dan kesejahteraan digital. Kurikulum yang mencakup literasi digital, penggunaan teknologi yang sehat, dan teknik relaksasi dapat membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan yang baik sejak dini. Selain itu, program pelatihan untuk guru dan staf sekolah mengenai tanda-tanda masalah kesehatan mental dan cara menanganinya juga sangat diperlukan.
Individu juga perlu belajar untuk mengelola waktu dan interaksi mereka dengan teknologi. Membuat batasan waktu penggunaan gadget, mengurangi penggunaan media sosial, dan memastikan ada waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi sosial tatap muka adalah beberapa langkah yang bisa diambil. Teknik mindfulness dan meditasi juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menyadari betapa pentingnya memahami dan mengatasi dampak psikologis dari digitalisasi dan AI. Unjani berkomitmen untuk mendukung kesehatan mental melalui program pendidikan yang komprehensif dan dukungan psikologis bagi mahasiswa. Kami percaya bahwa pendidikan yang baik tidak hanya meliputi penguasaan teknologi tetapi juga keterampilan hidup yang membantu individu mengelola stres dan menjaga keseimbangan mental.
Kami mengajak para calon mahasiswa untuk bergabung dengan Unjani dan menjadi bagian dari generasi yang siap menghadapi tantangan era digital dengan bijaksana. Dengan kurikulum yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan teknologi sekaligus keterampilan manajemen diri, Unjani siap mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga tangguh secara mental.
Informasi lebih lengkap Klik Disini https://pmb.unjani.ac.id/
SEKRETARIAT PMB :
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD CIMAHI
KAMPUS CIMAHI :
Gedung Rektorat Unjani
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Cibeber, Kec. Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40531
Telp /Fax :022-6610223
Hp. 08112497890
KAMPUS BANDUNG:
Gedung Fakultas Teknologi Manufaktur (FTM)
Jl. Terusan Gatot Subroto Bandung
Telp/Fax : 022-7312741